Bagi siapa saja yag membaca atau tidak sengaja membaca coretan ini, sesaat saja gunakan hati untuk berfikir, singgahkan sebentar saja otak kalian…

memalukan x_x

| Sabtu, 09 Juni 2012
Gue heran ama para masyarakat Indonesia ini. Sumpah heran banget.
Yang kurang mampu lebih memilih hidup mereka sebagai seorang pengemis.
Sedangkan yang sudah mampu memilih hidup mereka sebagai seorang koruptor.

Bagi yang kurang mampu izinkan gue untuk memberikan pernyataan. Apakah mereka ga punya pekerjaan lain selain meminta sesuatu dari orang yang mampu? Apakah mereka tidak ingin mencoba untuk mencari pekerjaan yang lebih layak. Yang lebih bermakna daripada mengemis. Tidakkah mereka malu melihat tingkah mereka sendiri. Agama Islam sudah mengajarkan tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah tapi kenapa hal itu tidak terbesit sedikitpun di kepala para pengemis?.


Bagi pengemis yang beragama Islam, gue juga ga yakin kalau mereka bakal mengingat Tuhannya. Karena setiap gue melihat di jalan dan tepat waktu solat tiba mereka (pengemis) masih saja meminta-minta bukannya melaksakan solat wajib. Sesusah apapun kita seharusnya tetap berserah kepada Tuhan YME. Tapi mereka malah mengunjungi orang-orang untuk dimintai uang. Dan yang bikin gue tambah greget yaitu pola mengemis sang pengemis yang sudah memiliki berbagai cara untuk mendapatkan iba dari masyarakat setempat seperti memperalat anak mereka sendiri untuk berpura-pura menjadi anak yatim sedangkan orang tua mereka akan menunggu uang yang akan diterima dari kejauhan. Bahkan ada juga para anak-anak pengemis yang berpura-pura cacat agar mendapatkan iba yang lebih besar dari orang-orang sekitar. Greget, banget!


Untuk yang satu ini juga bikin gue murka. Yaitu kerjaannya para penjahat berdasi (actually ga semua koruptor berdasi). Dengan gagah berani mereka mengambil hak milik rakyat. Apa itu bisa diampuni? tidak. Gue akan bertanya satu hal "Apabila bagi kalian yang benci koruptor menemukan bahwa orang tua kalian sendiri yang melakukan kejahatan tersebut, apa yang akan kalian lakukan?". Semua orang juga pasti bingung dalam situasi tersebut dan Alhamdulillah yah gue ga terjebak dalam posisi rumit itu. 


Apa maknanya kepuasan dunia apabila tidak bisa membantu para koruptor untuk menyeberangi akhirat?. Apa yang terbesit di pikiran sang koruptor saat mengambil hak orang lain?. Semua itu hanya mereka dan Tuhanlah yang tau. Gue juga sangat kecewa dengan pemerintah yang menangani hal ini. Masa para koruptor diberikan waktu relatif singkat untuk menyadarkan diri mereka sendiri?. Itu hanya memudahkan mereka untuk kembali beraksi lagi.



Gue menegaskan ke dalam diri gue sendiri bahwa gue ga akan pernah mengambil hak milik orang bagaimanapun menggiurkannya benda itu. Karena itu adalah tindakan yang MEMALUKAN.

0 komentar:

Posting Komentar